Friday, December 08, 2006

Heinsenberg VS Einstein


Einstein bilang, “Kalau mekanika kuantum itu benar, berarti dunia ini gila.” Lalu Daniel Greenberger menyimpulkan, “Einstein memang benar. Dunia ini gila.”

Menurut Einstein, yang seumur hidupnya tidak percaya mekanika kuantum, menganggap teori tersebut tidak correct dan tidak lengkap. Salah satunya adalah konsep tentang element. Konsep tersebut baru bisa dibuktikan beberapa waktu lalu dalam suatu percobaan di Eropa.

Tahun 1927, masa bekennya Einstein, Heisenberg mengembangkan teori ketidakpastian (uncertainty) yang kemudian ditentang habis-habisan oleh Einstein. Menurut teori ini, makin akurat kita menentukan posisi suatu benda, makin tidak akurat momentumnya (atau kecepatannya). Begitu pula sebaliknya. Jadi kita tidak bisa menentukan letak benda secara akurat. Benda mempunyai kemungkinan berada di mana saja.

Tapi kekeuhnya Heisenberg justru membawanya kepada Nobel bukan hanya teori ketidakpastiannya tetapi juga karena menciptakan mekanika kuantum dan aplikasinya, for the creation of quantum mechanics, the application of which has, inter alia, led to the discovery of the allotropic forms of hydrogen.

“Teori ini tidak masuk akal!” kata Einstein. Ia menentang teori ini hingga akhir hayatnya. “Mana mungkin kita bisa percaya pada teori yang mengatakan bahwa posisi bulan tidak menentu,” ejeknya. Einstein lebih suka melihat bulan mengorbit secara teratur, “I like to believe that the moon is still there even if we don’t look at it.” Einstein juga berargumen “God doesn’t play dice” dalam mengatur alam semesta ini.

Heisenberg tidak kapok. Ia maju terus mengembangkan teorinya. Usahanya ini tidak sia-sia karena akhirnya menjadi salah satu fondasi mekanika kuantum. Mekanika kuantum adalah primadonanya fisika. Menurut Feynman, elektrodinamika kuantum, mekanika kuantum yang digabung dengan teori relativistik Einstein, adalah “the jewel of physics“. Berkat mekanika kuantum inilah teknologi mutakhir ada saat ini, mulai dari TV, kulkas, mainan elektronik, laser, bom atom, hingga chip-chip komputer super cepat. Tanpa mekanika kuantum, sama juga tidak ada microelectronics.

Yang bisa diambil dari kisah di atas adalah bahwa kita tidak perlu takut pada orang besar sekaliber Einstein sekalipun jika kita yakini ide kita memang valid. Heisenberg nekat pindah dari matematika ke fisika yang kemudian justru membawanya ke Nobel. Heisenberg juga tidak bisa eksperimen fisika, walaupun teori dikuasainya dengan hebat. Yang masih muda dan demen matematika bolehlah berharap menjadi little Heisenberg dan kelak meraih Nobel. Oh iya, ilmuwan ini juga anti rokok dan mabuk-mabukan.

No comments: